Rabu, 02 November 2011

Resensi Novel Laskar Pelangi


Judul Novel : Laskar Pelangi

Penulis : Andrea Hirata

Bahasa : Indonesia

Penerbit : Bentang Pustaka

Tanggal terbit : 2005

Halaman : 529 halaman



Laskar Pelangi adalah karya pertama dari Andrea Hirata. Novel ini segera menjadi Best Seller.



Laskar Pelangi merupakan novel pertama dari Tetralogi Laskar Pelangi. Novel berikutnya adalah Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov.



Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di pulau Belitong yang penuh dengan keterbatasan. Mereka adalah:



1) Ikal ( yang bertokoh “aku” dalam cerita )

2) Lintang

3) Sahara

4) Mahar

5) A Kiong

6) Syahdan

7) Kucai

8) Borek alias Samson

9) Trapani

10) Harun



Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP. Pada bagian-bagian akhir cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak perempuan yang bernama Flo, seorang murid pindahan. Keterbatasan yang ada tidak membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik.

Cerita terjadi di desa Gantung, Belitung Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.



Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.



Mereka, Laskar Pelangi - nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi - pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini.

Menurut saya novel ini sangat bermanfaat bagi para remaja, khususnya siswa – siswi, karena pada cerita tersebut dikisahkan perjuangan yang begitu berat yang dialami oleh tokoh – tokoh laskar pelangi untuk bersekolah dan menuntut ilmu agar menjadi orang besar nantinya.



Menurut saya kelebihan novel ini antara lain :

· Berisikan motivasi bagi para pembacanya

· Isinya begitu menarik dan mengesankan

· Banayak amanat yang dapat diambil dari kisah tersebut, dan lain - lain.



Saya rasa novel ini tidak mempunyai kekurangan – kekurangan yang begitu jelas. Hanya saja pada halamnnya tidak menggunakan kertas HVS putih dan terlalu tipis.



Mungkin jika diganti kertasnya. Akan menambah ketertarikan orang pada novel tersebut.



Naskah Laskar Pelangi telah diadaptasi menjadi sebuah film berjudul sama dengan novelnya.Film Laskar Pelangi akan diproduksi oleh Miles Films dan Mizan Production, dan digarap oleh sutradara Riri Riza.



Saya rasa, hanya itu saja yang dapat saya sampaikan dari novel tersebut semoga bermanfaat, terima kasih.