Selasa, 20 November 2012

BAB 8 ETIKA DALAM AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Tanggung Jawab Akuntan Keuangan dan Akuntan Manajemen Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu bidang keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini berpengaruh langsung terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi. Ada banyak bidang yang dapat di pelajari, tetapi sejumlah besar peluang karir tersedia di bidang keuangan. Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui pengambilan putusan dan manajemen sumber daya yang tepat. Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor,pemasok, serta pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan adalah persamaan akuntansi di mana aktiva adalah harta yang dimiliki suatu perusahaan digunakan untuk operasi perusahaan dalam upaya untuk menghasilkan pendapatan. Sedangkan modal yaitu selisih antara aktiva dikurang hutang. Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan- aturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. Dengan demikian, diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan yang sama yaitu SAK. SAK ini mulai diterapkan di Indonesia pada 1994, menggantikan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984. Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian dan evaluasi, serta pengambilan keputusan. Definisi akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management Accountant, yaitu Penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran informasi yang digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya, pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja, pengamanan asset. Bagian integral dari manajemen yang berkaitan dengan proses identifikasi penyajian dan interpretasi/penafsiran atas informasi yang berguna untuk merumuskan strategi, proses perencanaan dan pengendalian, pengambilan keputusan, optimalisasi keputusan, pengungkapan pemegang saham dan pihak luar, pengungkapan entitas organisasi bagi karyawan, dan perlindungan atas aset organisasi. Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting) berhubungan dengan pengidentifikasian dan pemilihan yang terbaik dari beberapa alternatif kebijakan atau tindakan dengan menggunakan data historis atau taksiran untuk membantu pimpinan. Persamaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen prinsip akuntansi yang diterima baik dalam akuntansi dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar juga merupakan prisnsip pengukuran yang Releven dalam akuntansi manajemen dan menggunakan sistem informasi operasi yang sama sebagai bahan baku untuk menghasilkan informasi yang disajikan kepada pemakainya. Etika Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan-aturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. Persamaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen v Prinsip akuntansi yang lazim diterima baik dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar juga merupakan prinsip pengukuran yang relevan dalam akuntansi manajemen v Menggunakan Sistem informasi operasi yang sama sebagai bahan baku untuk menghasilkan informasi yang disajikan kepada pemakainya. Unsur Perbedaan Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen Dasar Pencatatan Prinsip akuntansi yang lazim Tidak berkaitan dengan prinsip akuntansi yang lazim Fokus Informasi Informasi masa lalu Informasi masa lalu dan masa yang akan datang Lingkup Informasi Secara keseluruhan Bagian perusahaan. Sifat laporan yang dihasilkan Berupa ringkasan Lebih rinci dan unsure taksiran lebih dominan Keterlibatan dalam perilaku Lebih mementingkan Lebih bersangkutan dengan pengukuran kinerja Disiplin sumber yang melandasi Ilmu ekonomi Ilmu ekonomi dan Ilmu psikologi sosial Competence, Confidentiality, Integrity and Objectivity of Management Accountant Kriteria Standar Perilaku Akuntan Manajemen: • • Competence (Kompetensi) Auditor harus menjaga kemampuan dan pengetahuan profesional mereka pada tingkatan yang cukup tinggi dan tekun dalam mengaplikasikannya ketika memberikan jasanya, diantaranya menjaga tingkat kompetensi profesional, melaksanakan tugas profesional yang sesuai dengan hukum dan menyediakan laporan yang lengkap dan transparan • Confidentiality (Kerahasiaan) Auditor harus dapat menghormati dan menghargai kerahasiaan informasi yang diperoleh dari pekerjaan dan hubungan profesionalnya, diantaranya meliputi menahan diri supaya tidak menyingkap informasi rahasia, menginformasikan pada bawahan (subordinat) dengan memperhatikan kerahasiaan informasi, menahan diri dari penggunaan informasi rahasia yang diperoleh. • Integrity (Kejujuran) Auditor harus jujur dan bersikap adil serta dapat dipercaya dalam hubungan profesionalnya. Meliputi menghindari konflik kepentingan yang tersirat maupun tersurat, menahan diri dari aktivitas yang akan menghambat kemampuan, menolak hadiah, bantuan, atau keramahan yang akan mempengaruhi segala macam tindakan dalam pekerjaan, mengetahui dan mengkomunikasikan batas-batas profesionalitas, mengkomunikasikan informasi yang baik maupun tidak baik, menghindarkan diri dalam keikutsertaan atau membantu kegiatan yang akan mencemarkan nama baik profesi. • Objectivity of Management Accountant (Objektivitas Akuntan Manajemen) Auditor tidak boleh berkompromi mengenai penilaian profesionalnya karenadisebabkan prasangka, konflik kepentingan dan terpengaruh orang lain, seperti memberitahukan informasi dengan wajar dan objektif dan mengungkapkan sepenuhnya informasi relevan. Whistle Blowing Merupakan Tindakan yang dilakukan seorang atau beberapa karyawan untuk membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak lain. Motivasi utamanya adalah moral. Whistle blowing sering disamakan begitu saja dengan membuka rahasia perusahaan. Contohnya seorang karyawan melaporkan kecurangan perusahaan yang membuang limbah pabrik ke sungai. Whistle blowing dibagi menjadi dua yaitu : 1. Whistle Blowing internal, yaitu kecurangan dilaporkan kepada pimpinan perusahaan tertinggi, pemimpin yang diberi tahu harus bersikap netral dan bijak, loyalitas moral bukan tertuju pada orang, lembaga, otoritas, kedudukan, melainkan pada nilai moral: keadilan, ketulusan, kejujuran, dan dengan demikian bukan karyawan yang harus selalu loyal dan setia pada pemimpin melainkan sejauh mana pimpinan atau perusahaan bertindak sesuai moral 2. Whistle Blowing eksternal, yaitu membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak luar seperti masyarakat karena kecurangan itu merugikan masyarakat, motivasi utamanya adalah mencegah kerugian bagi banyak orang, yang perlu diperhatikan adalah langkah yang tepat sebelum membocorkan kecurangan terebut ke masyarakat, untuk membangun iklim bisnis yang baik dan etis memang dibutuhkan perangkat legal yang adil dan baik. Creative Accounting Creative Accounting adalah semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Pihak-pihak yang terlibat di dalam proses creative accounting, seperti manajer, akuntan (sepengetahuan saya jarang sekali ditemukan kasus yang melibatkan akuntan dalam proses creative accounting karena profesi ini terikat dengan aturan-aturan profesi), pemerintah, asosiasi industri, dll. Creative accounting melibatkan begitu banyak manipulasi, penipuan, penyajian laporan keuangan yang tidak benar, seperti permainan pembukuan (memilih penggunaan metode alokasi, mempercepat atan menunda pengakuan atas suatu transasksi dalam suatu periode ke periode yang lain). Watt dan Zimmerman (1986), menjelaskan bahwa manajer dalam bereaksi terhadap pelaporan keuangan digolongkan menjadi 3 buah hipotesis : 1. Bonus Plan Hyphotesis (Perilaku dari seorang manajer sering kali dipengaruhi dengan pola bonus atas laba yang dihasilkan. Tindakan yang memacu para manajer untuk mealkaukan creative accounting, seringkali dipengaruhi oleh pembagian besaran bonus yang tergantung dengan laba yang akan dihasilkan. Pemilik perusahaan umumnya menetapkan batas bawah, sebagai batas terendah untuk mendapatkan bonus. Dengan teknik seperti ini, para manajer akan berusaha menaikkan laba menuju batas minimal ini. Jika sang pemilik juga menetapkan bats atas atas laba yang dihasilkan, maka manajer akan erusaha mengurangi laba sampai batas atas dan mentransfer data tersebut pada periode yang akan dating. Perilaku ini dilakukan karena jika laba melewati batas atas tersebut, manajer tidak akan mendapatkan bonus lagi). 2. Debt Convenant Hyphotesis (Merupakan sebuah praktek akuntansi mengenai bagaimana manajer menyikasi perjanjian hutang. Sikap yang diambil oleh manjer atas adanya pelanggaran atas perjanjian hutang yang jatuh tempo, akan berupaya menghindarinya degan memilih kebijakan-kebijakan akuntansi yang menguntungkan dirinya). 3. Political Cost Hyphotesis (Sebuah tindakan yang bertujuan untuk menampilkan laba perusahan lebih rendah lewat proses akuntansi. Tindakkan ini dipengaruhi oleh jika laba meningkat, maka para karyawan akan melihat kenaikan aba tersebut sebagai acuan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui kenaikan gaji. Pemerintah pun melihat pola kenaikan ini sebagai objek pajak yang akan ditagih) Contoh kasus : Perusahaan PT. ABC lebih menggunakan metode FIFO dalam metode arus persediaannya. Karena dari sisi FIFO akan menghasilkan profit lebih besar dibandingkan LIFO, atau Average. Hal ini dilakukan karenaAsumsi Inflasi Besar. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatanyang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metodeidentifikasi khusus tidak memungkinkan atau tidak praktis. Fraud Accounting Fraudsebagai suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja. Hal ini termasuk berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri. Yang dimaksud dengan penggelapan disini adalah merubah asset/kekayaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya secara tidak wajar untuk kepentingan dirinya. Fraud Auditing Karakteristik kecurangan Dilihat dari pelaku fraud auditing maka secara garis besar kecurangan bisa dikelompokkan menjadi 2 jenis : 1. Oleh pihak perusahaan, yaitu manajemen untuk kepentingan perusahaan (di mana salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting, untuk menghindari hal tersebut ada baiknya karyawan mengikuti auditing workshop dan fraud workshop) dan pegawai untuk keuntungan individu (salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva). 2. Oleh pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha, dan pihak asing yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi pengubahan terhadap catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah irregularities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud), misalnya berupa manipulasi, pemalsuan, atau laporan keuangan. Kesengajaan dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan, untuk itu sebaiknya anda mengikuti auditing workshop dan fraud workshop. saji yang berupa penyalahgunaan aktiva kecurangan jenis ini biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum(ada baiknya karyawan mengikuti seminar fraud dan seminar auditing). Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya peluang kelemahan pada pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan tersebut. Contoh salah saji jenis ini adalah penggelapan terhadap penerimaan kas, pencurian aktiva perusahaan, mark-up harga dan transaksi tidak resmi. Contoh Kasus : Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). Penelitian COSO menelaah hampir 350 kasus dugaan kecurangan pelaporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan publik di Amerika Serikat yang diselidiki oleh SEC. Diantaranya adalah : 1. Kecurangan keuangan memengaruhi perusahaan dari semua ukuran, dengan median perusahaan memiliki aktiva dan pendapatan hanya di bawah $100juta. 2. Berita mengenai investigasi SEC atau Departemen Kehakiman mengakibatkan penurunan tidak normal harga saham rata-rata 7,3 persen. 3. Dua puluh enam persen dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kecurangan mengganti auditor selama periode yang diteliti dibandingkan dengan hanya 12 persen dari perusahaan-perusahaan yang tidak terlibat.

BAB 7 ETIKA DALAM KANTOR AKUNTANSI PUBLIK

Etika Bisnis Akuntan Publik Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia yang merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain itu dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi. Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal dan bebarapa kasus serupa lainnya telah membuktikan bahwa etika sangat diperlukan dalam bisnis. Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdaganan tidak akan berfungsi dengan baik. Kita harus mengakui bahwa akuntansi adalah bisnis, dan tanggung jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau hal ini dilakukan tanpa memperhatikan etika, maka hasilnya sangat merugikan. Baru-baru ini salah satu badan yang memiliki fungsi untuk menyusun dan mengembangkan standar profesi dan kode etik profesi akuntan publik yang berkualitas dengan mengacu pada standar internasional, yaitu Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) telah mengembangkan dan menetapkan suatu standar profesi dan kode etik profesi yang berkualitas yang berlaku bagi profesi akuntan publik di Indonesia. Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu sendiri meliputi delapan butir pernyataan (IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Ke-8 butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan. 8 Butir tersebut terdeskripsikan sebagai berikut : 1. Tanggung Jawab Profesi (Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semuakegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi). 2. Kepentingan Publik (Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi). 3. Integritas (Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip). 4. Objektivitas (Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas). 5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional (Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya). 6. Kerahasiaan (Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir). 7. Perilaku Profesional (Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum). 8. Standar Teknis (Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan). Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility) Kantor Akuntan Publik sebagai Entitas Bisnis Milton Friedman memaparkan tanggung jawab bisnis yang utama adalah menggunakan sumber daya dan mendesain tindakan untuk meningkatkan laba sepanjang tetap mengikuti atau mematuhi aturan permainan. Hal ini dapat dikatakan bahwa bisnis tidak seharusnya diwarnai oleh penipuan dan kecurangan. Pada struktur utilitarian, melakukan aktivitas untuk memenuhi kepentingan sendiri diperbolehkan. Untuk memenuhi kepentingan sendiri, setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda dan terkadang saling berbenturan satu dengan yang lainnya. Menurut Smith mengejar kepentingan pribadi diperbolehkan sepanjang tidak melanggar hukum dan keadilan atau kebenaran. Bisnis harus diciptakan dan diorganisasikan dengan cara yang bermanfaat bagi masyarakat. Sebagai entitas bisnis layaknya entitas-entitas bisnis lain, Kantor Akuntan Publik juga dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk uang dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi yang artinya pada Kantor Akuntan Publik juga dituntut akan suatu tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Namun, pada Kantor Akuntan Publik bentuk tanggung jawab sosial suatu lembaga bukanlah pemberian sumbangan atau pemberian layanan gratis. Tapi meliputi ciri utama dari profesi akuntan publik terutama sikap altruisme, yaitu mengutamakan kepentingan publik dan juga memperhatikan sesama akuntan publik dibanding mengejar laba. Krisis Dalam Profesi Akuntan Maraknya kecurangan di laporan keuangan, secara langsung maupun tidak langsung mengarah pada profesi akuntan. Sederetan kecurangan telah terjadi baik diluar maupun di Indonesia. Profesi akuntan saat ini tengah menghadapi sorotan tajam terlebih setelah adanya sejumlah skandal akuntansi yang dilakukan beberapa perusahaan dunia. Terungkapnya kasus manipulasi yang dilakukan perusahaan Enron merupakan pemicu terjadinya krisis dalam dunia profesi akuntan dan terungkapnya kasus-kasus manipulasi akuntansi lainnya seperti kasus worldCom, Xerox Corp, dan Merek Corp. Dan di Indonesia yaitu kasus Kimia Farma, PT Bank Lippo, dan ditambah lagi kasus penolakan laporan keuangan PT. Telkom oleh SEC, semakin menambah daftar panjang ketidak percayaan terhadap profesi akuntan. Dalam hasil Kongres Akuntan Sedunia (Word Congres Of Accountants “WCOA” ke-16 yang diselenggarakan di Hongkong juga disimpulkan bahwa kredibilitas profesi akuntan sebagai fondasi utama sedang dipertaruhkan. Sebagai fondasi utama,tanpa sebuah kredibilitas profesi ini akan hancur. Hal ini disebabkan oleh beberapa skandal terkait dengan profesi akuntan yang telah terjadi. Namun, Profesi akuntan dapat saja mengatasi krisis ini dengan menempuh cara peningkatan independensi, kredibilitas, dan kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu presiden International Federation of Accountants IFAC menghimbau agar para akuntan mematuhi aturan profesi untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat agar krisis profesi akuntan tidak lagi terjadi. Regulasi Dalam Rangka Penegakan Etika Kantor Akuntan Publik Di Indonesia, melalui PPAJP – Dep. Keu., pemerintah melaksanakan regulasi yang bertujuan melakukan pembinaan dan pengawasan terkait dengan penegakkan etika terhadap kantor akuntan publik. Hal ini dilakukan sejalan dengan regulasi yang dilakukan oleh asosiasi profesi terhadap anggotanya. Perlu diketahui bahwa telah terjadi perubahan insitusional dalam asosiasi profesi AP. Saat ini, asosiasi AP berada di bawah naungan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Sebelumnya asosiasi AP merupakan bagian dari Institut Akuntan Indonesia (IAI), yaitu Kompartemen Akuntan Publik. Perkembangan terakhir dunia internasional menunjukkan bahwa kewenangan pengaturan akuntan publik mulai ditarik ke pihak pemerintah, dimulai dengan Amerika Serikat yang membentuk Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB). PCAOB merupakan lembaga semi pemerintah yang dibentuk berdasarkan Sarbanes Oxley Act 2002. Hal ini terkait dengan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap lemahnya regulasi yang dilakukan oleh asosiasi profesi, terutama sejak terjadinya kasus Enron dan Wordcom yang menyebabkan bangkrutnya Arthur Andersen sebagai salah satu the Big-5, yaitu kantor akuntan publik besar tingkat dunia. Sebelumnya, kewenangan asosiasi profesi sangat besar, antara lain: (i) Pembuatan standar akuntansi dan standar audit; (ii) Pemeriksaan terhadap kertas kerja audit; dan (iii) Pemberian sanksi. Dengan kewenangan asosiasi yang demikian luas, diperkirakan bahwa asosiasi profesi dapat bertindak kurang independen jika terkait dengan kepentingan anggotanya. Berkaitan dengan perkembangan tersebut, pemerintah Indonesia melalui Rancangan Undang-Undang tentang Akuntan Publik (Draft RUU AP, Depkeu, 2006) menarik kewenangan pengawasan dan pembinaan ke tangan Menteri Keuangan, disamping tetap melimpahkan beberapa kewenangan kepada asosiasi profesi. Dalam RUU AP tersebut, regulasi terhadap akuntan publik diperketat disertai dengan usulan penerapan sanksi disiplin berat dan denda administratif yang besar, terutama dalam hal pelanggaran penerapan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Di samping itu ditambahkan pula sanksi pidana kepada akuntan publik palsu (atau orang yang mengaku sebagai akuntan publik) dan kepada akuntan publik yang melanggar penerapan SPAP. Seluruh regulasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, meningkatkan kepercayaan publik serta melindungi kepentingan publik melalui peningkatan independensi auditor dan kualitas audit.

BAB 6_ETIKA DALAM AUDITING

Kepercayaan Publik Etika dalam auditing adalah suatu prinsip untuk melakukan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. Profesi akuntan memegang peranan yang penting dimasyarakat, sehingga menimbulkan ketergantungan dalam hal tanggung-jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan Publik merupakan kepentingan masyarkat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Tanggung Jawab Auditor kepada Publik Profesi akuntan memegang peranan yang penting dimasyarakat, sehingga menimbulkan ketergantungan dalam hal tanggung-jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Dalam kode etik diungkapkan, akuntan tidak hanya memiliki tanggung jawab terhadap klien yang membayarnya saja, akan tetapi memiliki tanggung jawab juga terhadap publik. Kepentingan publik adalah kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani secara keseluruhan. Publik akan mengharapkan akuntan untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya serta sesuai dengan kode etik professional AKDA. Tanggung Jawab Dasar Auditor Di dalam kode etik profesional AKDA, ada 3 karakteristik dan hal-hal yang ditekankan untuk dipertanggungjawabkan oleh auditor kepada publik. 1. Auditor harus memposisikan diri untuk independen, berintegritas, dan obyektif 2. Auditor harus memiliki keahlian teknik dalam profesinya 3. Auditor harus melayani klien dengan profesional dan konsisten dengan tanggung jawab mereka kepada publik. Independensi Auditor Independensi dalam arti sempit adalah bebas, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam menyatakan hasil pendapatnya. Sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang praktek akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor. Auditor harus independen dari setiap kewajiban atau independen dari pemilikan kepentingan dalam perusahaan yang diauditnya.. Peraturan Pasar Modal dan Regulator Mengenai Independensi Akuntan Publik Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik yaitu, “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal memiliki perab yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. Insititusi yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal di Indonesia adalah Badan Pengawas Pasar Modal atau Bapepam. Bapepam mempunyai kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan, pendaftaran kepada para pelaku pasar modal, memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum, menerbitkan peraturan pelaksanaan dari perundang-undangan di bidang pasar modal dan melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Ada beberapa ketentuan-ketentuan yang telah dikeluarkan oleh Bapepam antara lain adalah Peraturan Nomor: VIII.A.2/Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-20/PM/2002 tentang Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa Audit Di Pasar Modal. Ketentuan tersebut memuat hal-hal sebagai berikut: Jangka waktu Periode Penugasan Profesional: 1. Periode Penugasan Profesional dimulai sejak dimulainya pekerjaan lapangan atau penandatanganan penugasan, mana yang lebih dahulu. 2. Periode Penugasan Profesional berakhir pada saat tanggal laporan Akuntan atau pemberitahuan secara tertulis oleh Akuntan atau klien kepada Bapepam bahwa penugasan telah selesai, mana yang lebih dahulu. Sumber: http://ayu0507.wordpress.com/2012/01/31/etika-dalam-auditing/ http://romancetika.blogspot.com/2012/01/etika-dalam-auditing.html

BAB 5 KODE PERILAKU PROFESIONAL

Garis besar kode etik dan perilaku profesional adalah : Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk melindungi hak asasi manusia dan menghormati keragaman semua budaya. Sebuah tujuan utamaprofesional komputasi adalah untuk meminimalkan konsekuensi negatif dari sistem komputasi, termasuk ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan. • Hindari menyakiti orang lain “Harm” berarti konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang tidak diinginkan, kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak lingkungan yang tidak diinginkan. • Bersikap jujur dan dapat dipercaya Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa kepercayaan suatu organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif. • Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi Nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah. • Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat perjanjian lisensi dilarang oleh hukum di setiap keadaan. • Menberikan kredit yang pantas untuk property intelektual • Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari kekayaan intelektual. • Menghormati privasi orang lain Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan pertukaran informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah peradaban. • Kepercayaan Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali salah satu telah membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau, secara implisit, saat informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan tugas seseorang. Prinsip – Prinsip Etika IFAC, AICPA, IAI Kode Etik AICPAterdiri atas dua bagian; bagian pertama berisi prinsip-prinsip Etika dan pada bagian kedua berisi Aturan Etika (rules) : 1 Tanggung Jawab: Dalam menalankan tanggung jawab sebagai seorang profesional,anggota harus menjalankan pertimbangan moral dan profesional secara snsitif (Artikel1) 2 Kepentingan Publik: Anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak sedemikian rupa demi melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme (Artikel II) 3 Integritas: Untuk memelihara dan memperluas keyakinan publik, anggota harusmelaksanakan semua tanggung jawab profesinal dengan ras integritas tertinggi(artikel III) 4 Objektivitas dan Independensi: Seorang anggota harus memelihara objektivitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam menunaikan tanggung jawab profesional.Seorang anggota dalam praktik publik seharusnya menjaga independensi dalam faktadan penampilan saat memberikan jasa auditing dan atestasi lainnya (Artikel IV) 5 Kehati-hatian (due care): Seorang anggota harus selalu mengikuti standar-standar etika dan teknis profesi terdorong untuk secara terus menerus mengembangkankompetensi dan kualita jasa, dan menunaikan tanggung jawab profesional sampaitingkat tertinggi kemampuan anggota yang bersangkutan (Artikel V) 6 Ruang Iingkup dan Sifat Jasa: Seorang anggota dalam praktik publik harus mengikuti prinsip-prinsip kode Perilaku Profesional dalam menetapkan ruang lingkup an sifat jasa yang diberikan (Artikel VI). Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC : Integritas. Seorang akuntan profesiona harus bertindak tegas dan jujur dalamsemua hubungan bisnis dan profesionalnya. 1 Objektivitas. Seorag akuntan profesional seharusnya tidak boleh membiarkanterjadinya bias, konflik kepentingan, atau dibawah penguruh orang lain sehinggamengesampingkan pertimbangan bisnis dan profesional. 2 Kompetensi profesional dan kehati-hatian. Seorang akuntan profesionalmempunyai kewajiban untuk memelihara pengetahuan dan keterampilan profesional secara berkelanjutan pada tingkat yang dipelukan untuk menjaminseorang klien atau atasan menerima jasa profesional yang kompeten yangdidasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik terkini. Seorangakntan profesional harus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-standar profesional haus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-standar profesionaldan teknik yang berlaku dalam memberikan jasa profesional. 3 Kerahasiaan. Seorang akuntan profesional harus menghormati kerhasiaaninformasi yang diperolehnya sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnisserta tidak boleh mengungapkan informasi apa pun kepada pihak ketiga tanpa izinyng enar dan spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak profesional untuk mengungkapkannya. 4 Perilaku Profesional. Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan perundang-undangan yang relevan dan harus menghindari tindakan yang dapatmendiskreditkan profesi. Prinsip – Prinsip Etika IAI Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan dalam IAI itu meliputi delapan ( 8 ) butir pernyataan. Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan hal – hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan, yaitu : 1. Tanggung Jawab Profesi : bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. 2. Kepentingan Publik : akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuksenantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. 3. Integritas : akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara danmeningkatkan kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawabprofesionalnya tersebut dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin. 4. Obyektifitas : dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntansebagai anggota IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan. 5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional : akuntan dituntut harusmelaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati – hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir. 6. Kerahasiaan : akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yangdiperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai ataumengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak ataukewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. 7. Perilaku Profesional : akuntan sebagai seorang profesional dituntut untukberperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhitindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya. 8. Standar Teknis : akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harusmengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati – hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas. Aturan dan Interpretasi Etika Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya. Kepatuhan Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya. Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumber: http://kautsarrosadi.wordpress.com/2012/01/31/kode-etik-profesi-akuntansi/ http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/10/bab-v-kode-etik-profesi-akuntansi/

Rabu, 24 Oktober 2012

Bab. 4 Perilaku Etika dalam Profesi Akuntansi

1. Akuntansi sebagai Profesi dan Peran Akuntan Profesi
Akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun non- Atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik yang ada. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu;
kompetensi,
objektif dan
mengutamakan integritas.

Yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.
Peran akuntan antara lain :
1. Akuntan Publik (Public Accountants) Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Yang termasuk dalam kategori akuntan publik adalah akuntan yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya sebagai seorang akuntan publik dan mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Seorang akuntan publik dapat melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dan jasa penyusunan system manajemen.
2. Akuntan Intern (Internal Accountant) Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan atau akuntan manajemen. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari Staf biasa sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan. tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan dan pemeriksaan intern.
3. Akuntan Pemerintah (Government Accountants) Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).
4. Akuntan Pendidik Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi. 2. Ekspektasi Publik Masyarakat pada umumnya mengatakan akuntan sebagai orang yang profesional khususnya di dalam bidang akuntansi. Karena mereka mempunyai suatu kepandaian yang lebih di dalam bidang tersebut dibandingkan dengan orang awam sehingga masyarakat berharap bahwa para akuntan dapat mematuhi standar dan sekaligus tata nilai yang berlaku dilingkungan profesi akuntan, sehingga masyarakat dapat mengandalkan kepercayaannya terhadap pekerjaan yang diberikan. Dalam hal ini, seorang akuntan dipekerjakan oleh sebuah organisasi atau KAP, tidak akan ada undang-undang atau kontrak tanggung jawab terhadap pemilik perusahaan atau publik.Walaupun demikian, sebagaimana tanggung jawabnya pada atasan, akuntan professional publik mengekspektasikannya untuk mempertahankan nilai-nilai kejujuran, integritas, objektivitas, serta pentingannya akan hak dan kewajiban dalam perusahaan 3. Nilai-nilai Etika vs Teknik Akuntansi/Auditing - Integritas: setiap tindakan dan kata-kata pelaku profesi menunjukan sikap transparansi, kejujuran dan konsisten. - Kerjasama: mempunyai kemampuan untuk bekerja sendiri maupun dalam tim - Inovasi: pelaku profesi mampu memberi nilai tambah pada pelanggan dan proses kerja dengan metode baru. - Simplisitas: pelaku profesi mampu memberikan solusi pada setiap masalah yang timbul, dan masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana. Teknik akuntansi adalah aturan-aturan khusus yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntan yang menerangkan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut. 4. Perilaku Etika dalam Pemberian Jasa Akuntan publik Dari profesi akuntan publik inilah Masyarakat kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas Tidak memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan Keuangan oleh manajemen perusahaan. Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi Masyarakat, yaitu: - Jasa assurance adalah jasa profesional independen Yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. - Jasa Atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan Prosedur yang disepakati (agreed upon procedure). - Jasa atestasi Adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang Independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai Dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. - Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan public Yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan Negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Sumber: http://digilib.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-syahelmi.pdf http://inigalih.blogspot.com/2012/01/perilaku-etika-dalam-profesi-akuntansi.html

BAB 3 ETHICAL GOVERNANCE

1. Governance System
Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam mengatur pemerintahannya. Sesuai dengan kondisi negara masing-masing, sistem ini dibedakan menjadi:
a. Presidensial Parlementer Komunis Demokrasi liberal liberal kapital Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut. Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh. Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.

2. Budaya Etika Corporate culture(budaya perusahaan)
Merupakan konsep yang berkembang dari ilmu manajemen serta psikologi industri dan organisasi. Bidang-bidang ilmu tersebut mencoba lebih dalam mengupas penggunaan konsep-konsep budaya dalam ilmu manajemen dan organisasi dengan tujuan meningkatkan kinerja organisasi, yang dalam hal ini, adalah organisasi yang berbentuk perusahaan. Djokosantoso Moeljono mendefinisikan corporate culture sebagai suatu sistem nilai yang diyakini oleh semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dijadikan acuan berperilaku dalam organsisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Kalau dikaji secara lebih mendalam, menurut Martin Hann, ada 10(sepuluh) parameter budaya perusahaan yang baik :
a. Pride of the organization
b. Orientation towards (top) achievements
c. Teamwork and communication
d. Supervision and leadership
e. Profit orientation and cost awareness
f. Employee relationships
g. Client and consumer relations
h. Honesty and safety
i. Education and development
j. Innovation

3. Mengembangkan Struktur Etika Profesi
Semangat untuk mewujudkan Good Corporate Governance memang telah dimulai di Indonesia, baik di kalangan akademisi maupun praktisi baik di sektor swasta maupun pemerintah. Berbagai perangkat pendukung terbentuknya suatu organisasi yang memiliki tata kelola yang baik sudah di stimulasi oleh Pemerintah melalui UU Perseroan, UU Perbankan, UU Pasar Modal, Standar Akuntansi, Komite Pemantau Persaingan Usaha, Komite Corporate Governance, dan sebagainya yang pada prinsipnya adalah membuat suatu aturan agar tujuan perusahaan dapat dicapai melalui suatu mekanisme tata kelola secara baik oleh jajaran dewan komisaris, dewan direksi dan tim manajemennya. Pembentukan beberapa perangkat struktural perusahaan seperti komisaris independen, komite audit, komite remunerasi, komite risiko, dan sekretaris perusahaan adalah langkah yang tepat untuk meningkatkan efektivitas "Board Governance". Dengan adanya kewajiban perusahaan untuk membentuk komite audit, maka dewan komisaris dapat secara maksimal melakukan pengendalian dan pengarahan kepada dewan direksi untuk bekerja sesuai dengan tujuan organisasi. Sementara itu, sekretaris perusahaan merupakan struktur pembantu dewan direksi untuk menyikapi berbagai tuntutan atau harapan dari berbagai pihak eksternal perusahaan seperti investor agar supaya pencapaian tujuan perusahaan tidak terganggu baik dalam perspektif waktu pencapaian tujuan ataupun kualitas target yang ingin dicapai. Meskipun belum maksimal, Uji Kelayakan dan Kemampuan (fit and proper test) yang dilakukan oleh pemerintah untuk memilih top pimpinan suatu perusahaan BUMN adalah bagian yang tak terpisahkan dari kebutuhan untuk membangun "Board Governance" yang baik sehingga implementasi Good Corporate Governance akan menjadi lebih mudah dan cepat.

4. Kode Prilaku Korporasi Code of Conduct
Adalah pedoman internal perusahaan yang berisikan Sistem Nilai, Etika Bisnis, Etika Kerja, Komitmen, serta penegakan terhadap peraturan-peraturan perusahaan bagi individu dalam menjalankan bisnis, dan aktivitas lainnya serta berinteraksi dengan stakeholders.Pengelolaan perusahaan tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, baik aturan hukum maupun aturan moral atau etika. Code of Conduct merupakan pedoman bagi seluruh pelaku bisnis PT. Perkebunan dalam bersikap dan berperilaku untuk melaksanakan tugas sehari-hari dalam berinteraksi dengan rekan sekerja, mitra usaha dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Pembentukan citra yang baik terkait erat dengan perilaku perusahaan dalam berinteraksi atau berhubungan dengan para stakeholder. Perilaku perusahaan secara nyata tercermin pada perilaku pelaku bisnisnya. Dalam mengatur perilaku inilah, perusahaan perlu menyatakan secara tertulis nilai-nilai etika yang menjadi kebijakan dan standar perilaku yang diharapkan atau bahkan diwajibkan bagi setiap pelaku bisnisnya. Pernyataan dan pengkomunukasian nilai-nilai tersebut dituangkan dalam code of conduct.

5. Evaluasi Terhadap Kode Prilaku Korporasi
Melakukan evaluasi tahap awal (Diagnostic Assessment) dan penyusunan pedoman-pedoman. Pedoman Good Corporate Governance disusun dengan bimbingan dari Tim BPKP dan telah diresmikan pada tanggal 30 Mei 2005.

http://sefianoarni.blogspot.com/2011/11/ethical-governance.html http://riskianthi.blogspot.com/2012/10/ethical-governance.html

Senin, 08 Oktober 2012

BAB 2 PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS

1. Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika Bisnis melibatkan hubungan ekonomi dengan banyak kelompok orang yang dikenal sebagai stakeholders, yaitu: pelanggan, tenaga kerja, stockholders, suppliers, pesaing, pemerintah dan komunitas. Oleh karena itu para pebisnis harus mempertimbangkan semua bagian dari stakeholders dan bukan hanya stockholdernya saja. Pelanggan, penyalur, pesaing, tenaga kerja dan bahkan pemegang saham adalah pihak yang sering berperan untuk keberhasilan dalam berbisnis. Lingkungan bisnis yang mempengaruhi etika adalah lingkungan makro dan lingkungan mikro. Lingkungan makro yang dapat mempengaruhi kebiasaan yang tidak etis yaitu bribery, coercion, deception, theft, unfair dan discrimination. Maka dari itu dalam perspektif mikro, bisnis harus percaya bahwa dalam berhubungan dengan supplier atau vendor, pelanggan dan tenaga kerja atau karyawan.

2. Kesaling – tergantungan Antara Bisnis dan Masyarakat Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang.

3. Kepedulian Pelaku Bisnis Terhadap Etika Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dll.

4. Perkembangan Dalam Etika Bisnis Perkembangan dalam etika bisnis dibagi menjadi 5 periode yaitu sebagai berikut :
1. Situasi Dahulu : Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2. Masa Peralihan tahun 1960-an : ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
3. Etika Bisnis Lahir di AS tahun 1970-an : sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.
4. Etika Bisnis Meluas ke Eropa tahun 1980-an : di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN), 5. Etika Bisnis menjadi Fenomena Global tahun 1990-an : tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
5. Etika Bisnis dan Akuntan Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal dan bebarapa kasus serupa lainnya telah membuktikan bahwa etika sangat diperlukan dalam bisnis. Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdaganan tidak akan berfungsi dengan baik. Kita harus mengakui bahwa akuntansi adalah bisnis, dan tanggung jawab utama dari bisnis adalah memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau hal ini dilakukan tanpa memperhatikan etika, maka hasilnya sangat merugikan. Banyak orang yang menjalankan bisnis tetapi tetap berpandangan bahwa, bisnis tidak memerlukan etika.

PENDAHULUAN DAN ETIKA SEBAGAI TINJAUAN

- Pengertian etika
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan.

Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
1. Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

- Prinsip-prinsip etika
Prinsip- prinsip perilaku professional tidak secara khusus dirumuskan oleh ikatan akuntan Indonesia tapi dianggap menjiwai kode perilaku akuntan Indonesia.
Adapun prinsip- prisip etika yang merupakan landasan perilaku etika professional, menurut Arens dan Lobbecke (1996 : 81) adalah :
1. Tanggung jawab : Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional dan pertimbangan moral dalam semua aktifitas mereka.
2. Kepentingan Masyarakat : Akuntan harus menerima kewajiban-kewajiban melakukan tindakan yang mendahulukan kepentingan masyarakat, menghargai kepercayaan masyarakat dan menunjukkan komitmen pada professional.
3. Integritas : Untuk mempertahankan dan menperluas kepercayaan masyarakat, akuntan harus melaksanakan semua tanggung jawab professional dan integritas.
4. Objektivitas dan indepedensi : Akuntan harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam melakukan tanggung jawab profesioanal. Akuntan yang berpraktek sebagai akuntan public harusbersikap independen dalam kenyataan dan penampilan padawaktu melaksanakan audit dan jasa astestasi lainnya.
5. Keseksamaan : Akuntan harus mematuhi standar teknis dan etika profesi, berusaha keras untuk terus meningkatkan kompetensi dan mutu jasa, dan melaksanakan tanggung jawab professional dengan kemampuan terbaik.

- Basis teori etika
a. Etika Teleologi dari kata Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Dua aliran etika teleologi : Egoisme Etis dan Utilitarianisme.
b. Deontologi Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban. ‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’. Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
c. Teori Hak Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
d. Teori Keutamaan (Virtue) memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya.
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut :
disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Contoh keutamaan :
a) Kebijaksanaan
b) Keadilan
c) Suka bekerja keras
d) Hidup yang baik

- Egoism Fokus teori = “One should always act in one’s own best interest” Self-interest berbeda dengan selfishness. Memenuhi kepentingan pribadi (self-interest) merupakan sesuatu yang baik. Cenderung menghasilkan “selfishness”, ketika pemenuhan kepentingan pribadi merugikan pihak lain. Selfishness: Anis Chariri Etika Bisnis dan Profesi 12 – “always do that which is in your own interest” – Selfish behaviour = unethical behavior Egoism tidak cocok dengan kegiatan manusia sebagai makhluk sosial Egoism tidak mampu memecahkan masalah ketika perselisihan muncul Terdapat “anomali aneh” dalam egoism (tidak dapat dipublikasikan, diajarkan, dibicarakan dengan terbuka) Didasarkan pada “distorted egocentric view of Anis Chariri Etika Bisnis dan Profesi 13 p g f the universe” – “Keakuan” dipandang sbg pusat perhatian – Problem = dunia dihuni oleh berbagi individu, tidak sekedar “aku”

Rabu, 13 Juni 2012

The Target Market

The Target Market Definition: A specific group of consumers at which a company aims its products and services Your target customers are those who are most likely to buy from you. Resist the temptation to be too general in the hopes of getting a larger slice of the market. That's like firing 10 bullets in random directions instead of aiming just one dead center of the mark--expensive and dangerous. Try to describe them with as much detail as you can, based on your knowledge of your product or service. Rope family and friends into visualization exercises ("Describe the typical person who'll hire me to paint the kitchen floor to look like marble...") to get different perspectives-the more, the better. Here are some questions to get you started: · Are your target customers male or female? · How old are they? · Where do they live? Is geography a limiting factor for any reason? · What do they do for a living? · How much money do they make? This is most significant if you're selling relatively expensive or luxury items. Most people can afford a carob bar. You can't say the same of custom murals. · What other aspects of their lives matter? If you're launching a roof-tiling service, your target customers probably own their homes. Once upon a time, business owners thought it was enough to market their products or services to "18- to 49-year olds." Those days are a thing of the past. Because the consumer marketplace has become so differentiated, it's a misconception to talk about the marketplace in any kind of general way anymore. Now, you have to decide whether to market to socioeconomic status or to gender or to region or to lifestyle or to technological sophistication. There's no end to the number of different ways you can slice the pie. Further complicating matters, age no longer means what it used to. Fifty-year-old baby boomers prefer rock 'n' roll to Geritol; 30-year-olds may still be living with their parents. People now repeat stages and recycle their lives. You can have two men who are 64 years old, and one is retired and driving around in a Winnebago, and the other is just remarried with a toddler in his house. Generational marketing, which defines consumers not just by age, but also by social, economic, demographic and psychological factors, has been used since the early 80s to give a more accurate picture of the target consumer. A newer twist is cohort marketing, which studies groups of people who underwent the same experiences during their formative years. This leads them to form a bond and behave differently from people in different cohorts, even when they're similar in age. For instance, people who were young adults in the 50s behave differently from people who came of age during the tumultuous 60s, even though they're close in age. To get an even narrower reading, some entrepreneurs combine cohort or generational marketing with life stages, or what people are doing at a certain time in life (getting married, having children, retiring) and physiographics, or physical conditions related to age (nearsightedness, arthritis, menopause). Today's consumers are more marketing-savvy than ever before and don't like to be "lumped" with others--so be sure you understand your target market. While pinpointing your market so narrowly takes a little extra effort, entrepreneurs who aim at a small target are far more likely to make a direct hit. Conclusion : The Target Market a specific group of consumers at which a company aims its products and services. Target customers are those most likely to buy from you. Do not be tempted to be too general in hopes of getting a larger chunk of the market. Source : http://www.entrepreneur.com/encyclopedia/term/82498.html Diposkan oleh Ruyanita Febriani di 19:35 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Selasa, 15 Mei 2012 An Accounting Overview An Accounting Overview The accounting industry has much to offer in terms of opportunities, professional development, and exciting career paths. To be successful in an accounting position one must possess strong analytical abilities, be detailed-oriented, and have the ability to work very quickly and adeptly with numbers. Moreover, those who are the most successful possess not only strong analytical abilities, but also the ability to synthesize, interpret and develop applicable business strategies utilizing financial data. Thus, a career in accounting offers its professionals the opportunity to challenge themselves, work closely analyzing financial data and provide significant value-add to corporations, governments and organizations around the world. This handout is prepared with the direct assistance of “Vault Career Guide to Accounting,” and various other sources. For more information about a career in accounting, please refer to Kresge Database. A career in accounting can entail many different specific job functions ranging from an audit or tax-consulting career with a public accounting firm, to an accounting position with an industrial company, to a position with the Government Accounting Office or a non-profit organization. Types of Accounting: As noted above, accounting organizations provide a range of services. Traditionally, the two primary services provided are audit and tax. However, many accounting firms have grown their advisor services to offer: corporate finance, risk management, transaction services, business process outsourcing, people and change consulting, IT advising, and personal financial planning. - Audit: An auditor examines the financial statements of a company or organization and independently certifies the statements are valid, accurate, and relevant. Additionally, an auditor often also provides advisory services such as recommending ways to improve profitability, etc. - Tax: Accountants who provide tax services primarily create strategies to minimize tax liabilities for their clients. Additionally, they prepare tax returns, advise on tax laws, assure clients tax law compliance, etc. - Advisor: The advisor role within public accounting serves to analyze key data issues, patterns and trends to identify implications, and improve efficiency and effectiveness for clients. The division of specialty that fall within the advisor line of service differs among the firms. Types of Accountants: - Public Accountants: Public accountants generally work for a public accounting firm (for example: Ernst & Young) and provide accounting services to companies, governments, etc. Large public accounting firms provide the range of services discussed above in “Types of Accounting,” and because public companies are required to have yearly audits, a large part of public accounting firms’ business is providing auditing services to public companies. - Private Accountants: Private accountants work directly for a company, government or non-profit organization. They receive their paycheck from the organization for which they are providing accounting services (for example: Internal Accountant at Kraft Foods). Generally, these accountants prepare the financial statements for the public accountants to audit and certify. Additionally, private accountants may also prepare their company’s tax statements, consult its management on changing accounting principles and ensure the financial integrity of the company’s business transactions. Changes in the Field While students’ interest in accounting related fields ebbs and flows depending on the economy, a career in accounting has long been considered “recession proof” and offers significant job security. In 2008, Forbes ranked Accounting Executive #4 and Accounting Staff #5 in its list of “10 Most Recession Proof Jobs.” Additionally, the U.S. Bureau of Labor Statistics ranked Accountants and Auditors in the Top 20 Occupations with the most demand for 2006-2016. Accountants are especially in demand when the economy is in a downturn. This is because in times of economic uncertainty the public becomes distrustful of current accounting and reporting systems, leading to changes in regulation and accounting practices. The collapse of companies such as Enron and Worldcom led to the passage of the Sarbanes-Oxley Act of 2002. The SOX Act enhanced accounting standards for corporations and those auditing corporations and organizations—leading to increased demand for exceptional accountants. With the inception of SOX, public accounting firms began to divest their consulting services to more easily comply with the tighter regulatory scrutiny. However, firms have recently begun to rapidly rebuild their consulting arms and expand hiring to BBAs again. The recent financial crisis calls for even greater accounting scrutiny and stronger accounting standards and offers those entering the accounting field immense potential for an exciting, promising and challenging career. The median base compensation for the Ross BBAs entering the accounting field in 2010 was $55, 000. At the Ross School of Business, the employers of the highest number of BBAs have consistently included the “Big 4” public accounting firms—Deloitte, Ernst & Young, KPMG, and PricewaterhouseCoopers, as well as mid-tier firms such as BDO, The Rehman Group, and Plante & Moran. In addition to the audit and tax positions available at the public accounting firms, several students each year go to work for industrial employers as accountants and financial analysts. Masters in Accounting In most states, only licensed Certified Public Accountants (CPAs) may provide qualified public opinions and audits on financial statements. In order to qualify for a CPA license, one must fulfill the education and work experience requirements, and pass the Uniform Certified Public Accountant Examination. Education requirements vary b state, but in most states, 150 credit hours are required to sit for the Certified Public Accounting Examination. Ross students most commonly meet this requirement through a fifth year of education, such as the Masters of Accounting program, at Ross or another institution. Conclusion : To be successful in accounting position we should have strong analytical skills, be detail-oriented, and have the ability to work very fast and nimble with numbers. Source : http://www.bus.umich.edu/StudentCareerServices Diposkan oleh Ruyanita Febriani di 20:04 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook The Target Market The Target Market Definition: A specific group of consumers at which a company aims its products and services Your target customers are those who are most likely to buy from you. Resist the temptation to be too general in the hopes of getting a larger slice of the market. That's like firing 10 bullets in random directions instead of aiming just one dead center of the mark--expensive and dangerous. Try to describe them with as much detail as you can, based on your knowledge of your product or service. Rope family and friends into visualization exercises ("Describe the typical person who'll hire me to paint the kitchen floor to look like marble...") to get different perspectives-the more, the better. Here are some questions to get you started: · Are your target customers male or female? · How old are they? · Where do they live? Is geography a limiting factor for any reason? · What do they do for a living? · How much money do they make? This is most significant if you're selling relatively expensive or luxury items. Most people can afford a carob bar. You can't say the same of custom murals. · What other aspects of their lives matter? If you're launching a roof-tiling service, your target customers probably own their homes. Once upon a time, business owners thought it was enough to market their products or services to "18- to 49-year olds." Those days are a thing of the past. Because the consumer marketplace has become so differentiated, it's a misconception to talk about the marketplace in any kind of general way anymore. Now, you have to decide whether to market to socioeconomic status or to gender or to region or to lifestyle or to technological sophistication. There's no end to the number of different ways you can slice the pie. Further complicating matters, age no longer means what it used to. Fifty-year-old baby boomers prefer rock 'n' roll to Geritol; 30-year-olds may still be living with their parents. People now repeat stages and recycle their lives. You can have two men who are 64 years old, and one is retired and driving around in a Winnebago, and the other is just remarried with a toddler in his house. Generational marketing, which defines consumers not just by age, but also by social, economic, demographic and psychological factors, has been used since the early 80s to give a more accurate picture of the target consumer. A newer twist is cohort marketing, which studies groups of people who underwent the same experiences during their formative years. This leads them to form a bond and behave differently from people in different cohorts, even when they're similar in age. For instance, people who were young adults in the 50s behave differently from people who came of age during the tumultuous 60s, even though they're close in age. To get an even narrower reading, some entrepreneurs combine cohort or generational marketing with life stages, or what people are doing at a certain time in life (getting married, having children, retiring) and physiographics, or physical conditions related to age (nearsightedness, arthritis, menopause). Today's consumers are more marketing-savvy than ever before and don't like to be "lumped" with others--so be sure you understand your target market. While pinpointing your market so narrowly takes a little extra effort, entrepreneurs who aim at a small target are far more likely to make a direct hit. Conclusion : The Target Market a specific group of consumers at which a company aims its products and services. Target customers are those most likely to buy from you. Do not be tempted to be too general in hopes of getting a larger chunk of the market

Tenses

Nama : Fakhru Rozi Kelas : 3EB08 NPM : 22209623 Tenses 1. While she was trying to read, her friend (was practicing) the piano. 2. He (bought) several jerseys in the last two years. 3. She (will bone) the meat later. 4. By the time you get there they already (left). 5. I (was drowning). Nobody save me. 6. He said she (has not returned) the book yet 7. What (do) you (darn) at the moment ? 8. She (thought) her husband will buy a new fridge. 9. How much (have you spen)t in London so far? 10. In a month’s time I (learned) mord words than ever 11. After he (had seen) the giraffe he spoke to the keeper. 12. He (had bought) weed-killer when they arrested him. 13. The plumbing always (give) trouble during the summer. 14. The trout (had risen) when they reached the lake. 15. (Do you recognize) this statue ? 16. They say they (will not perform) tomorrow. 17. What you have been (doing) since your last recital ? 18. As it was (rain) he put up his umbrella. 19. They (had heard) Beethoven better conducted earlier in the year. 20. What is (going) on here ? 21. I only just (realized) what she meant. 22. I never (planted) crocuses again. 23. (Had you enjoyed) yourself when I saw you at the party ? 24. I (went) to the zoo and I go while they are still talking about visiting it. 25. She (docked) at Tilbury last week. 26. He always (accelerate) too quickly. 27. (Do) you hear that awful noise ? 28. By the time the brigade arrived, the house had (collapse). 29. I saw a new type of windscreen wiper while I (walked) round the exhibition yesterday. 30. They (have been waiting) to take off since ten this morning. 31. She (shot) at least three tigers in India last year. 32. We (saw) what we see. 33. He (heard) an owl hooting as he walking through the wood. 34. They (have been producing) a hundred shirts everyday for two months now. 35. Where were you (going) when I bumped into you ? 36. Who (was told) the grasshopper to dance ? The ant in the fable. 37. They (wears) high heels everyday last term. 38. What (will you do) with a gun in your car ? 39. He still not (found) his watch. 40. I (left) there several years before I found the nest. 41. When it (stung) him ? 42. She (likes) cockles. Naturally she (prefers) lobster. 43. Dragon-flies (have) very beautiful wings. 44. Time and tide (don’t wait) for no man, the saying run. 45. I (bought) some new pruners the other day. 46. The girl in the pay box seldom (smiles) nowadays. 47. The moment he (had opened) the boot the spareel fell out. 48. Too many cooks (spoiled) the broth. 49. He (was leave) Italy by plane yesterday

Selasa, 10 April 2012

Here are the rules for when to use "A, An or The"

Here are the rules for when to use "A, An or The": • a = indefinite article (not a specific object, one of a number of the same objects) with consonants She has a dog. I work in a factory. • an = indefinite article (not a specific object, one of a number of the same objects) with vowels (a,e,i,o,u) Can I have an apple? She is an English teacher. • the = definite article (a specific object that both the person speaking and the listener know) The car over there is fast. The teacher is very good, isn't he? • The first time you speak of something use "a or an", the next time you repeat that object use "the". I live in a house. The house is quite old and has four bedrooms. I ate in a Chinese restaurant. The restaurant was very good. • DO NOT use an article with countries, states, counties or provinces, lakes and mountains except when the country is a collection of states such as "The United States". He lives in Washington near Mount Rainier. They live in northern British Columbia. • Use an article with bodies of water, oceans and seas - My country borders on the Pacific Ocean • DO NOT use an article when you are speaking about things in general I like Russian tea. She likes reading books. • DO NOT use an article when you are speaking about meals, places, and transport He has breakfast at home. I go to university. He comes to work by taxi.

Exercise 4, 10, 11

Exercise 4 : Articles In the following sentences supply the articles (a, an, or the) if they are necessary. If no articles is necessary, leave the space blank. 1. Jason’s father bought him a bicycle that he had wanted for his birthday. 2. A Statue of Liberty was a gift of friendship from a France to a United States. 3. Rita is studying a English and a math this semester. 4. The judge asked a witness to tell the truth. 5. Please give me a cup of a coffee with a cream and a sugar. 6. The big books on the table are for my history class. 7. No one in the Spanish class knew the correct answer to a Mrs. Perez;s question. 8. My a car is four years old and it still runs well. 9. When you go to the store, please buy a botle of a chocolate milk and a dozen oranges. 10. There are only a few seats left for a tonight’s musical at the university. 11. Jhon and Marcy went to the school yesterday and then studied in the library before returing home. 12. A Lake Erie is one of the five Great Lakes in the North America. 13. On our trip to the Spain, we crossed the Atlantic Ocean. 14. The Mount Rushmore is the site of a magnificent tribute to the four great American presidens. 15. What did you eat for a breakfest this morning? 16. Louie played a basketball and a baseball at the Boy’s Club this year. 17. Rita plays a violin and her sister plays a guitar. 18. While we were in the Alaska, we saw the Eskimo village. 19. Phil can’t go to the movies tonight because he has to write an essay. 20. David attended a Princeton University. 21. Harry has been admited to the School of Medicine at the midwestern university. 22. Mel’s grandmother is in a hospital, so we went to visit her a last tonight. 23. The political science class is taking a trip to the Soviet Union in the spring. 24. A Queen Elizabeth II is a monarch of the Great Britain. 25. The Declaration of Independence was drawn up in 1776. 26. Scientists hope to send an expedition to the Mars during the 1980s. 27. Last night there was a bird singing outside my house. 28. The chair that you are sitting in is broken. 29. The Civil War was fought in a United States between 1861 and 1865. 30. The Florida State University is smaller than a University of Florida. Exercise 10 : Subject-Verb Agreement Choose the from of the verb in pareatheses in the following sentences. 1. Jhon, along with twenty friends, (are) planning aparty. 2. The picture of the soldiers (bring) back many memories. 3. The quality of these recordings (are) not very good. 4. If the duties of these officers (aren’t) reduced, there will not be enough time to finish the project. 5. The effects of cigarette smoking (have) been proven to be extremely harmful. 6. The use of credit cards in place of cash (have) increased rapidly in recent years. 7. Advertasements on television (are) becoming more competitive than ever before. 8. Living expenses in this country, as well as in many others, (is) at an all-time high. 9. Mr. Jones, accompained by several members of the committee (has) proposed some changes of the rules. 10. The levels of intoxication (vary) from subject to subject. Exercies 11 : Subject-Verb Agreement Choose the correct from of the verb in the following sentences. 1. Neither Bill nor Mary (are) going to play tonight. 2. Anything (are) better than going to another movie tonight. 3. Skating (is) becoming more popular every day. 4. A number of reporters (were) at the conference yesterday. 5. Everybody who (has) a fever must go home immediately. 6. Your glasses (were) on the bureau last night. 7. There (were) some people at the meeting last night. 8. The commitee (has) already reached a decision. 9. A pair of jeans (were) in the washing machine this morning. 10. Each student (have) answered the first three questions. 11. Either John or his wife (makes) breakfest each morning. 12. After she had perused the material, the secretary decided that everything (were) in order. 13. The crwod at the basketball game (was) wild eith excitement. 14. A pack of wild dogs (has) frightened all the ducks away. 15. The jury (is) trying to reach a decision. 16. The army (has) eliminated this section of the training test. 17. The number of students who have withdrawn from class this quarter (are) appalling. 18. There (have) been to many interruptions in this class. 19. Every elemntary school teacher (has) to take this examination. 20. Neither Jill nor her parents (have) seen this movie before.

Rabu, 21 Maret 2012

VOCABULARY

Computer

Verb Noun

1. Open - Mouse
2. Save - Keyboard
3. Add - Printer
4. Rename - Laptop
5. Remove - Software
6. Restart - Hardware
7. Close - Brainware
8. Refresh - Letter
9. Log Off - Anti Virus
10. Cut - Virus
11. Manage - Speed
12. Paste - Notebook
13. Update - Modem
14. Setting - Monitor
15. Download - Net Book
16. Windows - Game User
17. Enter - Copy
18. Delete - Sender
19. Restore - Server
20. Send - Client
21. Hang - USB HUB
22. Review - Speaker
23. User - Program
24. Tools - CDRoom
25. Format - Virus


Advertising

Verb Noun

1. Plug - Radio or TV spot
2. Promotion - Product Placement
3. Drum Up - Tabloid
4. To write copy - Target audience
5. Distribute - Television
6. Production - Poster
7. Skill - Advertisement
8. Count - Circulation
9. Marketing - Jingle
10. Gloss Over - Slogan
11. Service - Roadside Signs
12. Branding - Motto
13. Designer - Product
14. Research - Gloss
15. Evaluation - Account
16. Logo Job - Announce
17. Editing - Want Add
18. Target - Commercial
19. Programmer - Edventory
20. Organize - Market Leader
21. Writerst - Market Research
22. Mission - Point of sale
23. Vision - House Brand
24. Multimedia Experts - Fictomercial
25. Implemation - Pop-up

Banking

Verb Noun

1. Report - Report Statement
2. Correct - Correction
3. Debit - Debitor
4. Credit - Creditor
5. Journal - Journalist
6. Save - Savings
7. Direct - Director
8. Borrow - Loan
9. Account - Accounting
10. Bank - Banker
11. Deposit - Depositor
12. Document - Documentor
13. Liquid - Liquidity
14. Pay - Payment
15. Check Out - Check
16. Interest Bank - Interest
17. Invent - Investor
18. Lease - Leasing
19. Transfer - Transferring
20. Tell - Teller
21. Owe - Debt
22. Centralize - Central
23. Service Bank - Service
24. Posted - Post
25. Operating - Computere

Marketing

Verb Noun

1. Store - Warehouse
2. Discount - Discounter
3. Promotion - Promo
4. Costume - Cash
5. Import - Retailer
6. Belief - Distributor
7. Supply - Supplier
8. Send - Sender
9. Sales - Salesman
10. Prices - Set prices
11. Discharg - Purchaser
12. Purchas - Payer
13. Retail - Buyer
14. Production - Product
15. Expend - Expenditure
16. Pay - Amount
17. Buy - Management
18. Distribution - Believe
19. Sales - Market Share
20. Manage - Delivery
21. Strategies - Innovator
22. Delivered - Discounter
23. Amounted - Costumer
24. Market - Importir
25. Innovation - Eksportir

Rabu, 04 Januari 2012

Apa Itu Boxing Day?

Disaat hampir semua tim menjalani libur Natal dan Tahun Baru, kompetisi Premier League justru bergulir pada 26 Desember, atau biasa disebut dengan laga Boxing Day. Tahukah Anda, mengapa pertandingan yang dilangsungkan tepat satu hari setelah Natal itu di sebut Boxing Day?

Jauh sebelum kompetisi Premier League digelar, publik Inggris umumnya telah mengenal Boxing Day. Menurut sejarah, Boxing Day mulai dipopulerkan pada pertengahan abad ke-19, saat masa pemerintahan Ratu Victoria. Sebelumnya, perayaan ini dikhususkan bagi para penduduk golongan bawah (pelayan) yang selama satu tahun melayani sang majikan.

Setelah melayani sang majikan pada hari Natal, keesokan harinya para pelayan tersebut mendapat jatah libur plus menerima berbagai hadiah yang pada saat itu umumnya berbentuk kotak persegi (boxes-red) yang diberikan majikan-majikan mereka. Hadiah tersebut beragam, bisa berupa pakaian, makanan, buah-buahan atau bahkan uang.

Tradisi inilah yang kemudian akrab disebut Boxing Day (Hari pembagian kotak hadiah). Di beberapa bagian Negara seperti Selandia Baru, Inggris, Australia dan Kanada, perayaan ini juga akrab disebut Stephens Day.

Tradisi asli Negara-negara asal Britania ini hingga kini masih dipertahankan. Namun seiring perkembangan zaman, tradisi inipun sedikit bergeser, namun tetap memiliki makna yang sama. Sebagai contoh, kini banyak gereja-gereja memanfatkan momen Boxing Day sebagai hari untuk membagikan sumbangan kepada kaum miskin.

Di masyarakat Inggris, Boxing Day juga dirayakan dengan cara berkumpul bersama keluarga, teman, bertukar kado atau bahkan bersama-sama menyaksikan pertandingan sepakbola. Pada hari ini perkantoran umumnya diliburkan, namun pertokoan seperti mall tetap buka dan menjual barang-barang hadiah yang tentunya dengan harga diskon.

Begitu juga di sepakbola, Boxing Day memang tidak dirayakan dengan membagi-bagi uang, pakaian atau bahkan bola. Akan tetapi, publik Inggris tetap menyelenggarakan pertandingan pada satu hari setelah Natal ini dengan maksud yang sama.

Setiap kontestan di Premiership umumnya bertanding untuk memberikan kado berupa kemenangan bagi para pendukungnya. Oleh karena itu pada ajang Boxing Day nanti kompetisi Premier League bakal tetap bergulir. Dimana semua tim bakal menjalani pertandingan guna mempersempahkan kado berupa kemenangan bagi fansnya.

================================================== ================

DI beberapa negara, kompetisi sepak bola akan libur pada saat Natal. Namun, di Inggris dan beberapa negara persemakmuran, justru akan bermain, tepatnya sehari setelah Natal. Hari pada tanggal 26 Desember itu disebut Boxing Day.

Bagi masyarakat Inggris, ini hari libur dan sangat istimewa. Maka, mereka memanfaatkannya dengan pesta, berbelanja, atau menyaksikan tontonan yang mereka suka. Maka, pada Boxing Day, sepak bola harus tetap bermain. Jika tidak, maka bisa diprotes seluruh rakyat. Sebab, sepak bola sudah menjadi bagian dari hiburan dan wisata wajib bagi sebagian besar orang Inggris.

Hanya saja, Federasi Sepak Bola Inggris (FA) membuat jadwal begitu rapi. Khusus pertandingan pada Boxing Day, diusahakan tim yang bertanding bertetangga, atau jaraknya tak terlalu jauh. Sehingga, suporter dan tim tak melakukan perjalanan terlalu jauh dan dengan begitu tak membuang waktu di hari istimewa itu. Meski begitu, tidak semua partai mempertandingkan dua tim yang berdekatan.

Pada laga Premier League di Boxing Day 2011 ini akan mempertandingkan tim-tim yang berdekatan letaknya. Semisal, Chelsea akan menjamu Fulham. Kedua klub sama-sama dari London.

Kenapa di sebut Boxing Day? Ini bukan hari tinju, bukan pula hari kotak. Namun, nama itu sudah lama dan mentradisi sejak lama, diperkirakan muncul pada Abad Pertengahan.

Ada beberapa versi keterangan. Pada tanggal 26 Desember merupakan hari di mana masyarakat Inggris saling memberi hadiah atau bingkisan yang dibungkus dalam sebuah kotak. Karena itu, tanggal 26 Desember disebut Boxing Day.

Ada penjelasan lain yang mengatakan, tradisi ini muncul di awal era Kristen. Saat itu, sebuah kotak besi ditaruh di depan gereja untuk mengumpulkan sumbangan.

Namun, di Inggris, tradisi ini muncul saat para baron dan bangsawan memberi hari libur kepada para budak dan pembantunya di tanggal 26 Desember. Mereka diberi kesempatan mengunjungi keluarganya. Masing-masing pembantu atau budak diberi kotak berisi hadiah atau bonus. Sebab itu, kemudian muncul tradisi memberi hadiah pada 26 Desember dan kemudian dinamai Boxing Day.

Meski begitu, Boxing Day bisa berbeda-beda penafsiran di setiap negara. Yang pasti, di Inggris ini hari istimewa, hingga sepak bola pun harus tetap berlaga.

Boxing Day kini juga berkembang menjadi tradisi belanja besar-besaran di Britania Raya. Sebab, pada hari itu, hampir semua toko menawarkan diskon besar-besaran pula. Maka, selain ke stadion, pada hari itu masyarakat Inggris juga akan berduyun-duyun ke shopping center.

Mitos “Boxing Day”: Dulu dan Kini

Tanggal 26 Desember merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh warga dunia yang tergabung dalam negara-negara Commonwealth, seperti Inggris Raya, Selandia baru, Australia dan juga Kanada. Hari itu dikenal dengan nama “Boxing Day” yang merupakan hari libur nasional. Dalam sejarahnya, Boxing Day awalnya hanya sebuah perayaan tradisional pada abad pertengahan, yang secara kultural setiap orang kala itu tergerak hatinya untuk memberikan hadiah yang dibungkus dengan kotak (box) kepada para pekerja, orang-orang miskin dan kelompok-kelompok sosial yang berada di kelas bawah.

Seiring perkembangan zaman, tradisi “Boxing Day” ini berubah dari akar sejarahnya. Di Kanada, tempat tinggal saya saat ini, Boxing Day bisa dikatakan sebagai hari Discount terbesar tahunan. Betapa tidak, saat hari ini tiba semua supermarket dan gerai-gerai elektronik menurunkan harga termurah, seperti Future Shop, Best Buy, Wallmart, The Source. Begitu pula gerai-gerai kecil lainnya. Aneka iklan dan promosi ditampilkan dan disebarkan pada semua orang. Bentuk-bentuk promosi dengan “Boxing Day Sale”, “Boxing Week Sale’, “Crasher Shop”, “Amazing Price” memancing konsumen untuk turut juga memburu barang-barang belanjaan.

Bukan hanya itu, para pembelipun rela antri berjam-jam. Bahkan diantara mereka ada yang mulai antri pukul 6 pagi, padahal toko akan dibuka pukul 1 siang. Termasuk saya yang juga antri dari mulai jam 10, agar dapat membeli Canon, Digital Camera Super Shoot 10 MP.

Negara lainnya seperti Inggris, perayaan “Boxing Day” juga mengalami perubahan kebudayaan yang cukup berarti. Bahkan Boxing Day disana lebih dikenal sebagai hari berolahraga. Padahal dalam sejarah Inggris, setiap tanggal 26 Desember itu merupakan hari dimana orang melakukan tradisi berburu rubah (fox hunting). Tradisi berburu kini telah menjelma menjadi tradisi sepak bola, balap kuda dan kriket. Untuk itu, tak mengherankan jika sepak bola di hari Boxing Day benar-benar menjadi sorotan semua orang, bahkan media di sana mempublikasikan secara besar-besaran setiap pencetak gol dan pemenang di Liga Inggris pada tanggal 26 Desember. Ini sekaligus menandakan bahwa hari tersebut benar-benar bukan hanya sekedar mitos, tetapi juga merupakan hari keberuntungan bagi setiap orang.

Hari libur memang mempunyai makna tersendiri bagi yang merayakannya. Seiring perkembangan zaman dan budaya manusia, perubahan nilai-nilai yang terkandung di balik hari-hari itu juga tak dapat dihindari. Begitulah sejarah, adakalanya bertahan dan ada pula yang harus berubah, seperti tradisi “Boxing Day”.

Senin, 02 Januari 2012

DITEMUKANNYA KAPAL NABI NUH


Dikisahkan, sekitar 4.800 tahun lalu, banjir bandang menerjang Bumi. Sebelum bencana mahadahsyat itu terjadi, Nabi Nuh -- nabi tiga agama, Islam, Kristen, dan Yahudi, diberi wahyu untuk membuat kapal besar -- demi menyelamatkan umat manusia dan mahluk Bumi lainnya.

Cerita tentang bahtera Nabi Nuh dikisah dalam berbagai buku, sejumlah film dan lain-lain. Sejumlah ahli sejarah dari berbagai negara sudah lama penasaran dengan kebenaran kisah ini.
Untuk membuktikan kebenaran cerita itulah, kelompok peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam 'Noah's Ark Ministries International' selama bertahun-tahun mencari sisa-sisa perahu legendaris tersebut.
Kemarin, 26 April 2010 mereka mengumumkan mereka menemukan perahu Nabi Nuh di Turki. Mereka mengklaim menemukan sisa-sisa perahu Nabi Nuh berada di ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, di Turki Timur.

Mereka bahkan mengklaim berhasil masuk ke dalam perahu itu, mengambil foto dan beberapa specimen untuk membuktikan klaim mereka.

Menurut para peneliti, specimen yang mereka ambil memiliki usia karbon 4.800 tahun, cocok dengan apa yang digambarkan dalam sejarah.

Jika klaim mereka benar, para peneliti Evangelis itu telah menemukan perahu paling terkenal dalam sejarah.
"Kami belum yakin 100 persen bahwa ini benar perahu Nuh, tapi keyakinan kami sudah 99 persen," kata salah satu anggota tim yang bertugas membuat film dokumenter, Yeung Wing, seperti dimuat laman berita Turki, National Turk, 27 April 2010.

Grup yang beranggotakan 15 orang dari Hong Kong dan Turki hadir dalam konferensi pers yang diadakan Senin 26 April 2010 lalu.

Kepada media yang hadir saat itu, mereka juga memamerkan specimen fosil kapal yang diduga perahu Nuh, berupa tambang, paku, dan pecahan kayu.

Seperti yang dijelaskan para peneliti, tambang dan paku diduga digunakan untuk menyatukan kayu-kayu hingga menjadi kapal. Tambang juga digunakan untuk mengikat hewan-hewan yang diselamatkan dari terjangan bah -- begitu juga dengan potongan kayu yang dibuat bersekat untuk menjaga keamanan hewan-hewan.

Penemuan besar ini jadi amunisi untuk mendorong pemerintah Turki mendaftarkan situs ini ke UNESCO -- agar lembaga PBB itu ikut menjaga kelestarian perahu Nuh.

Awalnya, direncananya para arkeolog akan menggali perahu itu dan memisahkannya dari gunung. Namun, hal tersebut tak mungkin dilakukan, meski nilai sejarah penemuan ini sangat tinggi.

***

Diyakini, ketika air surut, perahu Nuh berada di atas Gunung. Meski tiga agama besar mengabarkan mukjizat Nabi Nuh, tak ada penjelasan sama sekali, di mana persisnya perahu itu menyelesaikan misinya.

Sejak lama penduduk lokal Turki yang tinggal di pegunungan maupun kota-kota lain percaya bahwa perahu Nabi Nuh berada di Gunung Ararat.

Apalagi, pilot pesawat temput Turki dalam sebuah misi pemetaan NATO, mengaku melihat benda besar seperti perahu di Dogubayazit, Turki.

Pada 2006, citra satelit secara detil menunjukan benda mirip kapal yang diduga perahu Nuh itu adalah gunung yang dilapisi salju.

Beberapa ahli lain berpendapat bahwa sisa-sisa perahu Nuh menjadi bagian dari pemukiman manusia -- yang selamat dari bencana banjir bah.

Namun, peneliti yang mengklaim penemu perahu Nuh membantahnya. "Kami tak pernah menemukan ada manusia yang bermukim di ketinggian 3.500 meter dalam sejarah umat manusia."

Cuaca sangat dingin di ketinggian 4.000 meter itu oleh para penemu diyakini menjaga kondisi perahu Nuh selama ribuan tahun.